Sabtu, 13 Februari 2010

Love So Sweet

Menyambut Valentine's day(ciaah obake juga ngerayaan valentine's day nih? haha ga koq ;p)yang bertepatan dengan Tahun Baru China, I want to share to you're a sweet love story, hope you love it (^u^)
yoroshiku!!!


Nenek selalu membantu kakek turun dari tempat tidur dan menolongnya berjalan ke dapur untuk sarapan. Setelah makan, ia mengantar Kakek ke kursinya di ruang keluarga, tempatnya beristirahat sementara Nenek mencuci piring. Sesekali nenek menghampiri, kalau-kalau kakek perlu sesuatu.

Beginilah rutinitas mereka sehari-hari sejak serangan stoke kakek yang terakhir.

Meskipun tergolong orang yang aktif, kini Kakek terpaksa harus diam di rumah karena lengan kanannya lumpuh, sulit sekali berjalan dan bicaranya pun tergagap. Sudah hampir setahun ia bahkan tidak bisa ke gereja atau datang ke pesta pernikahan keluarga maupun anak teman-temannya.

Hari-hari dilewatkan Kakek dengan menonton televisi. Ia mengikuti berita, gosip selebriti, bahkan sinetron dan berbagai ragam sajian yang disajikan oleh banyak saluran televisi sementara Nenek mengerjakan kegiatannya sehari-hari. Mereka sepakat, Kakek tidak boleh bangun dari kursi atau tempat tidur tanpa bantuan Nenek.

"Kalau kau terjatuh dan punggungku terkilir karena berusaha membantumu, siapa yang akan mengurus kita?" begitu kata Nenek. Nenek berkeras untuk mengurus diri mereka sendiri dan hidup mandiri. Rumah khas Jepang yang berbentuk kotak, dan sebagian besar meterialnya terbuat dari kayu itu merupakan tempat mereka tinggal sejak pertama dan menyimpan banyak kenangan, Mereka tidak ingin keluar dari rumah itu. Meski keduanya imigran dari Oosaka, mereka bertemu dan menikah di Kyuushu. Nenek tergolong orang yang ramah, senang berpergian dan tidak egois; Kakek yang pendiam termasuk jenis laki-laki yang mengabdi pada keluarga. Namun, ia tidak royal dalam memberi. Meskipun ia tidak akan berpikir dua kali untuk membagi miliknya dengan Nenek, ia berkeyakinan kalau istrinya selalu diperlakukan dengan baik selamanya, maka tidak perlu memberi hadiah; karena itulah ia jarang membelikan hadiah untuk Nenek.

Di awal-awal perkawinan dulu, hal itu menjadi masalah, tetapi dengan berjalannya waktu, Nenek menyadari bahwa kakek adalah orang yang baik. Lagi pula, Nenek bebas membeli apa saja yang ia mau.

Suatu hari, di bulan Februari yang kelabu, khas suasana musim dingin di Jepang, seperti biasa Nenek memapah Kakek ke kursinya.

"Aku mau mandi dulu." Nenek menyodorkan remote televisi. "Kalau perlu apa-apa, tunggu saja, sebentar lagi aku selesai."

Selesai mandi, nenek melihat sekilas ke arah kursi kakek dan melihat tongkat Kakek tidak ada di tempat biasanya. Melihat ada sesuatu yang janggal, ia menghampiri kursi tadi. kakek tidak ada. Pintu lemari terbuka, topi dan jaket hangat Kakek tidak ada. Seketika Nenek merasa cemas.

Masih dengan mengenakan yukata, Nenek memakai baju tebalnya dan segera berlari ke luar. Pasti Kakek belum terlalu jauh; perjalanan tanpa bantuan saja cukup sulit bagi kakek.

Dengan khawatir nenek mencari-cari ke kanan dan ke kiri. tampak gumpalan salju dan lapisan es di atas permukaan jalan. Untuk orang biasa saja sulit berjalan di atas permukaan yang licin seperti itu, apalagi untuk kondisi seperti Kakek.

Ke mana perginya si Kakek? Kenapa ia meninggalkan rumah sendirian?

Nenek meremas-remas jemarinya sambil memperhatikan lalu lintas di depannya tanpa merasakan udara dingin yang begitu menggigit. ia teringat pernah tak sengaja mendengar kakek mengungkapkan kepada salah satu cucu baru-baru ini, bahwa ia merasa menjadi "beban". Sebelum satu tahun belakangan ini, Kakek tergolong orang yang kuat dan sehat; sekarang ia bahkan tak mampu melakukan hal-hal yang sederhana sekalipun.

Berdiri di ujung jalan, Nenek dikuasai perasaan bersalah.

Saat itulah terlihat Kakek berjalan di tikungan, berjalan menunduk dengan langkah-langkah kecil yang sangat berhati-hati. Jaket hangatnya bergelayut di lengannya yang lemah; sementara tangan yang satu menggenggam tongkat dan sebuah bungkusan.

Tak sabar, Nenek segera berlari menghampirinya. Ia merasa lega melihat Kakek baik-baik saja, lalu nenek memarahinya.

"Cuma ditinggal sebentar saja, kok. Ada keperluan apa sih yang begitu mendesak?Aku khawatir sekali! Apa sih yang begitu pentingnya?"

Dengan perasaan bingung dan ingin tahu, Nenek meraih kantong kertas yang dibawa Kakek. Belum sempat Kakek menjelaskan, dikeluarkannya sebuah wadah berbentuk hati.

"Ini hari Valentine," jelas Kakek. "Kupikir kau pasti senang mendapat sekotak cokelat."

Hadiah? Semua kekhawatiran itu hanya untuk... permen cokelat?

"Sudah lama sekali aku tidak memberimu hadiah." Kata-katanya yang terbata-bata akibat stroke itu menghangatkan angin musim salju yang dingin.

Air mata Nenek merebak, didekapnya tangan Kakek di dada dan menuntunnya pulang. Pelahan nenek menggeleng.

Cinta bukanlah hanya dengan dirasakan dari hati masing-masing setiap pasangan, tetapi juga perlu ditunjukkan melalui kata-kata dan perbuatan…

HAPPY VALENTINE'S DAY EVERYONE!!!!


PS: Seseorang dilahirkan bukan hanya ingin dicintai, tetapi juga mendengar ungkapan bahwa dia dicintai. Kalau kau benar-benar mencintai seseorang tunjukkanlah kasihmu kepadanya, jangan biarkan dirimu dan dirinya menyesal…

Tidak ada komentar: